Hadiah Kenaikan Kelas

            

Pagi itu, ayam berkokok dengan lantang. Dinda pun terbangun dari tidurnya dan segera beranjak dari tempat tidur. Ia mengambil air  wudhu untuk solat dan kemudian mandi. Beberapa saat kemudian Dinda pun telah siap dengan seragam sekolahnya.
            Dinda pun sarapan bersama kedua orang tua. Ia terlihat begitu semangat karena hari ini adalah hari pembagian raport untuk kenaikan kelas. Ia pun berharap mendapat nilai yang bagus untuk naik ke kelas tiga.
            “Bu, nanti siapa yang ke sekolah?” tanya Dinda
“Mungkin Ibu. Soalnya Ayah ada rapat di kantor” kata Ibu
            Dinda pun mengangguk. Ia tak sabar melihat hasil dari kerja kerasnya mengerjakan ujian kenaikan kelas seminggu yang lalu. Dinda pun segera berangkat sekolah dengan di antar Ayahnya.
Sesampainya di sekolah, anak-anak pun mulai ramai membicarakan pembagian raport hari ini. Dinda pun segera bergabung dengan temannya, Fania dan Rani. Mereka berdua adalah sahabat baik Dinda. Rani yang jago dalam pengetahuan alam sedangkan Fania yang jago Bahasa Indonesia. Dinda sendiri cukup mahir dalam berhitung
“Nanti siapa yang mengambil raport mu?” tanya Dinda pada Rani
“Ayahku yang mengambil. Kalau kamu?” jawab Rani
“Kalau aku, Ibuku yang mengambil. Aku takut kalau-kalau nanti nilai ku jelek” kata Dinda cemas
“Tidak usah cemas. Yang penting kita sudah berusaha. Sekarang tinggal menunggu hasilnya” kata Fania
Satu persatu orang tua pun mulai datang. Ayah Rani dan Ibu Fania pun sudah datang untuk mengambil raport. Mereka berdua mendapatkan nilai dan peringkat yang memuaskan. Tinggal Dinda yang menunggu kehadiran Ibunya. Tak lama kemudian, Ibu Dinda pun datang dengan senyum ramah. Beliau segera masuk ke kelas dan Dinda pun mengintip dari luar kelas.
Ibu Dinda pun menerima raport dari Ibu Lina, wali kelasnya. Ibu terlihat tersenyum, namun justru itu membuat Dinda semakin penasaran akan hasil yang di dapatnya. Ketika Ibunya melangkah keluar, Dinda pun segera menghampiri.
“Ibu, bagaimana hasil raport Dinda?” tanya Dinda cemas
“Kamu memang anak pintar, pasti Ayah bangga terhadapmu” kata Ibu sambil mencium kening Dinda
“Maksud Ibu? Dinda dapat peringkat berapa Bu?” tanya Dinda tak sabar
Ibu pun segera membuka raport Dinda. Di sana tertulis peringkat pertama. Dinda pun kaget dan begitu senang.
“Bu Ibu, Dinda peringkat pertama, benarkah ini Bu?” tanya Dinda masih belum percaya
Ibu pun hanya mengangguk sambil tersenyum. Dinda pun terlihat begitu bahagia. Dia pun segera berkumpul dengan teman-temannya dan memberitahu ia peringkat pertama.
“Rani, Fania, aku dapat peringkat pertama” kata Dinda riang
“Wah selamat Din, usahamu tidak sia-sia” sahut Fania
“Pasti ayah ibumu bangga terhadapmu” kata Rani
Dinda pun kembali bercanda dengan teman-temannya. Dengan perasaan bahagia akan hasil yang didapat. Tak lama bel pulang sekolah pun berbunyi, Dinda dan teman-teman segera pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Dinda begitu kaget melihat sepeda berwarna biru dengan keranjang kecil di depannya.
“Bu, di depan ada sepeda. Punya siapa bu?” tanya Dinda
“Itu hadiah untuk Dinda dari ayah” kata Ibu
“Terimakasih Ayah, Dinda janji akan terus belajar dengan giat agar selalu peringkat pertama” kata Dinda sambil memeluk  Ayah yang sedang menonton televisi
“Ayo kita makan siang dulu. Ibu sudah memasak makanan kesukaan Dinda” kata Ibu
Dinda pun melepaskan pelukan Ayahnya. Mereka pun segera makan siang. Ayah pun berjanji akan mengajak Dinda jalan-jalan ke rumah nenek yang ada di Yogyakarta. Sekaligus untuk liburan. Sore harinya pun, Dinda mencoba sepeda barunya bersama teman-teman. Bersepeda di sekitar taman sambil bercerita tentang penerimaan raport hari ini.
Beberapa hari kemudian, Dinda pun berangkat ke Yogyakarta bersama kedua orang tuanya. Benar-benar hadiah kenaikan kelas yang menyenangkan untuk Dinda.



Komentar

Postingan Populer